Mumpung lagi rajin nih aku mo masukin tugas mata kuliah Kimia Lingkungan tentang parameter limbah cair beserta cara analisisnya. Semoga bermanfaat :)
COD (Chemical Oxygen Demand)
COD (Chemical Oxygen Demand) atau biasa dalam istilah bahasa Indonesia
disebut dengan KOK (Kebutuhan Oksigen Kimiawi) adalah jumlah oksidan Cr2O72-
yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk
tiap 1000 mL contoh uji.
Bahan :
a) Air suling bebas klorida dan bebas organik.
b) Larutan pencerna (digestion
solution) pada kisaran konsentrasi tinggi.
c) Tambahkan 10,216 g K2Cr2O7
yang telah dikeringkan pada suhu 150°C selama 2 jam kedalam 500 ml air suling.
d) Tambahkan 167 mL H2SO4 pekat dan
33,3 g HgSO4.
e) Larutkan dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan sampai 1000 mL.
f) Larutan pencerna (digestion
solution) pada kisaran konsentrasi rendah.
g) Tambahkan 1,022 g K2Cr2O7
yang telah dikeringkan pada suhu 150°C selama 2 jam ke dalam 500 mL air suling.
Tambahkan 167 mL H2SO4 pekat dan 33,3 g HgSO4.
h)
Larutkan dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan sampai 1000 mL.
i)
Larutan pereaksi asam sulfat.
j) Tambahkan serbuk atau kristal Ag2SO4
teknis ke dalam H2SO4 pekat dengan perbandingan 5,5 g Ag2SO4
untuk tiap satu kg H2SO4 pekat atau 10,12 g Ag2SO4 untuk tiap 1000 mL H2SO4
pekat. Biarkan 1 jam sampai dengan 2 jam sampai larut, aduk.
k) Asam sulfamat (NH2SO3H), digunakan jika gangguan nitrit akan dihilangkan.
Tambahkan 10 mg asam sulfamat untuk setiap mg NO2- N yang ada dalam contoh uji.
l)
Larutan standar kalium hidrogen phtalat , HOOCC6H4COOK
(KHP).
m) Gerus perlahan KHP lalu keringkan sampai berat konstan
pada suhu 110°C. Larutkan 425 mg KHP ke dalam air suling, encerkan sampai 1000 mL.
Secara teori, KHP mempunyai nilai KOK 1,176 mg O2/mg KHP dan larutan
ini secara teori mempunyai nilai KOK 500
µg O2/mL.
Peralatan :
a)
Spektrofotometer sinar tampak
b)
Kuvet
c)
Tabung pencerna
d)
Pemanas dengan lubang-lubang penyangga tabung
e)
Mikroburet
f)
Labu ukur 50 mL, 100 mL, 250 mL, 500 mL dan 1000 mL
g)
Pipet volum 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL dan 25 mL
h)
Gelas piala
i)
Timbangan analitik.
Prosedur
:
a)
Dinginkan
perlahan-lahan contoh yang
sudah direfluks sampai suhu ruang untuk mencegah terbentuknya endapan.
b)
Biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang akan
diukur benar-benar jernih.
c)
Ukur contoh dan larutan standar pada panjang gelombang
yang telah ditentukan (420 nm atau 600 nm).
d) Pada panjang gelombang 600 nm, gunakan blanko yang
tidak direfluks sebagai larutan referensi.
e) Jika konsentrasi KOK lebih kecil atau sama dengan 90
mg/L, lakukan pengukuran pada panjang gelombang 420 nm, gunakan pereaksi air
sebagai larutan referensi.
f) Ukur absorbsi blanko yang tidak direfluks yang mengandung dikromat,
dengan pereaksi air sebagai pengganti contoh uji, akan memberikan absorbsi
dikromat awal.
g) Perbedaan absorbansi antara contoh yang direfluks dan
yang tidak direfluks adalah pengukuran
KOK contoh uji.
h)
Plot perbedaan absorbansi antara blanko yang direfluks
dan absorbansi larutan standar yang direfluks terhadap nilai KOK untuk
masing-masing standar.
i)
Lakukan analisa duplo.
TOC
Bahan :
a)
Air suling bebas karbon
b)
Kalium hidrogen ftalat (C8H5KO4)
c)
Natrium karbonat (Na2CO3)
d)
Gas oksigen murni bebas CO2 yang mengandung
hidrokarbon sebagai metan lebih kecil dari 1mg/L
Peralatan :
a)
TOC analyzer
b)
Timbangan analitik
c)
Penyaring dengan ukuran pori 0,45µm
d)
Labu ukur 50 mL, 100 mL dan 1000 mL
e)
Pipet volumetric 10 mL, 25 mL dan 50 mL
f)
Labu semprot
g)
Desikator
h)
Oven
Prosedur :
a)
Optimalkan alat TOC analyzer
sesuai petunjuk penggunaan alat
b)
Ukur respon detector masing-masing larutan kerja
c)
Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis
regresi
d)
Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah
dipersiapkan
Total Padatan Tersuspensi
Bahan
:
a)
Kertas saring (glass-fiber
filter) dengan beberapa jenis:
b)
Whatman Grade 934 AH, dengan ukuran pori (Particle Retention) 1,5 µm.
c)
Gelman type A/E, dengan ukuran pori (Particle Retention) 1,0 µm.
d)
E-D Scientific Specialities grade 161 (VWR brand grade
161) dengan ukuran pori 1,1 µm
e)
Saringan dengan ukuran pori 0,45 µm.
f)
Air suling.
Peralatan :
a) desikator
yang berisi silika gel
b) oven,
untuk pengoperasian pada suhu 103ºC sampai dengan 105ºC
c) timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg
d) pengaduk magnetik
e) pipet volum
f) gelas ukur
g) cawan aluminium
h) cawan porselen/cawan Gooch
i) penjepit
j) kaca arloji
k) pompa vacum
Prosedur :
a)
Lakukan penyaringan dengan peralatan vakum. Basahi
saringan dengan sedikit air suling.
b)
Aduk contoh uji
dengan pengaduk magnetik untuk memperoleh contoh uji yang lebih homogen.
c)
Pipet contoh uji
dengan volume tertentu, pada waktu contoh diaduk dengan pengaduk magnetic.
d)
Cuci kertas saring atau saringan dengan 3 x 10 mL air suling,
biarkan kering sempurna dan lanjutkan penyaringan dengan vakum selama 3 menit
agar diperoleh penyaringan sempurna.
e)
Pindahkan kertas saring secara hati-hati dari peralatan
penyaring dan pindahkan ke wadah timbang aluminium sebagai penyangga.
Jika digunakan cawan Gooch pindahkan cawan dari rangkaian alatnya.
f)
Keringkan dalam oven setidaknya selama 1 jam pada
suhu 103ºC sampai
dengan 105ºC, dinginkan dalam desikator untuk menyeimbangkan suhu dan
timbang.
g)
Ulangi tahapan pengeringan, pendinginan dalam desikator, dan
lakukan penimbangan sampai
diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih
kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya atau lebih
kecil dari 0,5 mg.
Bahan :
a)
Larutan penyangga pH 4,004 (25oC), timbang
10,12 g kalium hidrogen ptalat, KHC8H4O4,
larutkan dalam 1000 mL air suling.
b)
Larutan penyangga pH 6,863 (25oC), timbang
3,387 g kalium dihidrogen fosfat, Na2HPO4, larutkan dalam
1000 mL air suling.
c)
Larutan penyangga pH 10,014 (25oC), timbang
2,092 g natrium hidrogen karbonat, Na2CO3, larutkan dalam
1000 mL air suling.
Peralatan :
a)
pH meter dengan perlengkapannya
b)
pengaduk gelas atau magnetik
c)
gelas piala 250 mL
d)
kertas tissue
e)
termometer
Prosedur :
a)
Elektroda dikeringkan dengan kertas tissue selanjutnya
dibilas dengan air suling.
b)
Bilas elektroda dengan contoh uji.
c)
Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter
menunjukkan pembacaan yang tetap.
d)
Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan pH
meter.
DHL (Daya
Hantar Listrik)
Bahan :
a) air suling dengan DHL < 1 µmhos/cm.
b) larutan baku kalium klorida, KCl 0,01 M.
c) larutan baku kalium klorida, KCl 0,1 M.
d) larutan baku kalium klorida, KCl 0,5 M.
Peralatan :
a) timbangan analitik
b) konduktimeter
c) labu
ukur 1000 mL
d) termometer
e) gelas
piala 100 mL
Prosedur :
a)
Bilas elektroda dengan contoh uji sebanyak 3 kali.
b)
Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai
konduktimeter menunjukkan pembacaan yang tetap.
c)
Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan konduktimeter
dan catat suhu contoh uji.
Warna
Bahan :
a)
Air suling
b)
Larutan induk warna 500 unit Pt-Co
c)
Larutkan 1,246 g kalium kloro platina, K2PtCl6
yang ekivalen dengan 500 mg logam platina dan 1,0 g kobalt klorida, CoCl2.6H2O
yang ekivalen dengan 250 mg logam kobal.
d)
Larutan baku dengan unit warna 5, 10, 15, 20, 25, 30,
35, 40, 45, 50, 60 dan 70. Ambil secara kuantitatif larutan induk 500 unit
Pt-Co masing-masing sebanyak 0,5 mL; 1,0 mL; 1,5 mL; 2,0 mL; 2,5 mL; 3,0 mL;
3,5 mL; 4,0 mL; 4,5 mL; 5,0 mL; 6,0 mL dan 7,0 mL kemudian diencerkan dengan air suling menjadi
50 mL di dalam tabung Nessler.
Peralatan :
a)
Tabung Nessler 50 mL
b)
Neraca analitik
c)
Labu ukur 100 mL
Prosedur :
a)
Masukkan contoh ke dalam tabung Nessler 50 mL
b)
Tempatkan tabung Nessler pada alas yang berwarna putih
c)
Bandingkan warna contoh sesuai dengan skala warna
larutan baku yang paling mendekati atau berada diantara dua skala larutan baku
d)
Apabila warna lebih dari 70 unit Pt-Co lakukan
pengenceran langsung pada tabung Nessler.
Uji Kekeruhan
Bahan :
a)
Air suling yang mempunyai daya hantar listrik kurang
dari 2 µS/cm
b)
Larutan 1, larutkan 1,00 g hidrazin sulfat dengan air
suling dan encerkan menjadi 100 mL dalam labu ukur.
c)
Larutan 2, larutkan 10,00 g heksa metilen tetramine
dengan air suling dan encerkan menjadi 100 mL dalam labu ukur.
d)
Suspensi induk kekeruhan 4000 NTU (Nefelometrik Turbidity Unit), campurkan 5,0 mL larutan 1 dan 5,0 mL
larutan 2 ke dalam labu ukur 100 mL. diamkan selama 24 jam pada suhu 25oC
± 3oC.
e)
Suspensi baku kekeruhan 40 NTU, encerkan 10 mL suspense
induk kekeruhan 4000 UKN (Unit Kekeruhan Nefelometri) menjadi 1000 mL dengan
air suling.
Peralatan :
a)
Nefelometer
b)
Gelas piala
c)
Botol semprot
d)
Pipet volume 5 mL dan 10 mL
e)
Neraca analitik
f)
Labu ukur 100 mL dan 1000 mL
Prosedur :
a)
Cuci tabung nefelometer dengan air suling
b)
Kocok contoh dan masukkan contoh ke dalam tabung
nefelometer, pasang tutupnya.
c)
Biarkan alat menunjukkan nilai pembacaan yang stabil
d)
Catat nilai kekeruhan contoh yang teramati.
Uji Logam Tembaga
a). Uji timbal (Cu) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala
Bahan :
a) air suling
b) asam nitrat, HNO3
c) larutan standar logam tembaga, Cu; dan
d) gas asetilen, C2H2
Peralatan :
a) SSA
b) lampu holow katoda Cu;
c) gelas piala 250 mL;
d) pipet ukur 5 mL; 10 mL;
20 mL; 30 mL; dan 40 mL;
e) labu ukur 100 mL;
f) corong gelas;
g) pemanas listrik;
h) kertas saring whatman
40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm; dan
i) labu semprot.
Prosedur
:
a) Masukkan 100 mL contoh
uji yang sudah dikocok sampai homogen ke dalam gelas piala.
b) Tambahkan 5 mL asam
nitrat.
c) Panaskan di pemanas
listrik sampai larutan contoh uji hampir kering.
d)
Ditambahkan 50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur 100 mL melalui kertas
saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.
e) Pipet 10 mL larutan
induk logam tembaga, Cu 1000 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL.
f)
Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
g) Pipet 0 mL; 2 mL; 5 mL;
10 mL; 20 mL; 30 mL; dan 40 mL larutan baku tembaga, Cu 10 mg/L masing-masing
ke dalam labu ukur 100 mL.
h)
Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi
logam besi 0,0 mg/L; 0,2 mg/L; 0,5 mg/L; 1,0 mg/L; 2,0 mg/L; 3,0 mg/L dan 4,0
mg/L.
i) Optimalkan alat SSA
sesuai petunjuk penggunaan alat.
j) Ukur masing-masing
larutan kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang 324,8 nm.
k) Buat kurva kalibrasi
untuk mendapatkan persamaan garis regresi.
l)
Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah di persiapkan.
b). Uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA)-nyala
Bahan :
a) air suling;
b) asam nitrat, HNO3;
c) larutan standar logam
timbal, Pb; dan
d) gas asetilen, C2H2.
Peralatan :
a) SSA;
b) lampu holow katoda
Pb;
c) gelas piala 250
mL;
d) pipet ukur 1 mL; 5
mL; 10 mL; 15 mL dan 20 mL;
e) labu ukur 100 mL;
f) corong gelas;
g) pemanas listrik;
h) kertas saring
whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm; dan
i) labu semprot .
Prosedur
:
a) Masukkan 100 mL contoh
uji yang sudah dikocok sampai homogen kedalam gelas piala.
b) Tambahkan 5 mL asam
nitrat.
c) Panaskan di pemanas
listrik sampai larutan contoh uji hampir kering.
d)
Ditambahkan 50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur 100 mL melalui kertas
saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.
e) Pipet 10 mL larutan
induk logam timbal, Pb 1000 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL.
f)
Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
g) Pipet 0 mL; 1 mL; 5 mL;
10 mL; 15 mL dan 20 mL larutan baku timbal, Pb 10,0 mg/L masing-masing ke dalam
labu ukur 100 mL.
h)Tambahkan
larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi logam timbal 0,0 mg/L; 1,0 mgLl;
5,0 mg/L; 10,0 mg/L; 15,0 mg/L dan 20,0 mg/L.
i) Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk
penggunaan alat.
j) Ukur masing-masing larutan kerja yang telah
dibuat pada panjang gelombang 283,3 nm.
k) Buat kurva kalibrasi
untuk mendapatkan persamaan garis regresi.
l) Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang
sudah dipersiapkan.
c). Uji seng (Zn) dengan Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA)-nyala
Bahan
:
a) air suling;
b) asam nitrat, HNO3;
c) larutan standar
logam seng, Zn; dan
d) gas asetilen, C2H2.
Peralatan :
a) SSA;
b) lampu holow katoda
Zn;
c) gelas piala 250
mL;
d) pipet ukur 5 mL;
10 mL dan 20 mL;
e) labu ukur 100 mL;
f) corong gelas;
g) pemanas listrik;
h) kertas saring
whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm; dan
i) labu semprot.
Prosedur :
a) Masukkan 100 mL contoh
uji yang sudah dikocok sampai homogen kedalam gelas piala.
b) Tambahkan 5 mL asam
nitrat.
c) Panaskan di pemanas
listrik sampai larutan contoh uji hampir kering.
d)
Ditambahkan 50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur 100 mL melalui kertas
saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.
e) Pipet 10 mL larutan
induk logam seng, Zn 1000 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL.
f)
Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
g) Pipet 50 mL larutan
standar seng, Zn 100 mg/L ke dalam labu ukur 500 mL.
h)
Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
i) Pipet 0 mL; 0,5 mL; 1
mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL dan 20 mL larutan baku seng, Zn 10 mg/L masing-masing ke
dalam labu ukur 100 mL.
j)
Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh
konsentrasi logam besi 0,0 mg/L; 0,05 mg/L; 0,1 mg/L; 0,2 mg/L; 0,5 mg/L; 1,0
mg/L dan 2,0 mg/L.
k)
Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat.
l)
Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang 213,9
nm.
m)
Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.
n)
Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah di persiapkan.
d). Uji nitrit (NO2_N)
secara spektrofotometri
Bahan :
a)
Kertas saring bebas nitrit berukuran pori 0,45 μm.
b)
Larutan sulfanilamida, H2NC6H4SO2NH2. Larutkan 5 gram sulfanilamida dalam campuran 300 mL air
suling dan 50 mL HCl pekat. Encerkan dengan air suling sampai 500 mL.
c) Larutan NED Dihidroklorida. Larutkan
500 mg N-(1-naphthyl)-ethylene diamine dihydrochloride (NED Dihidroklorida)
dalam 500 mL air suling. Simpan dalam botol gelap dalam refrigerator. Ganti
setiap bulan atau bila berwarna coklat.
Peralatan :
a) spektrofotometer sinar
tampak dengan kuvet silica;
b) labu ukur 50 mL; 250 mL;
500 mL dan 1000 mL;
c) pipet volumetrik 1 mL; 2
mL; 5 mL; 10 mL dan 50 mL;
d) pipet ukur 5 mL;
e) gelas piala 200 mL dan
400 mL;
f) erlenmeyer 250 mL; dan
g)
neraca analitik.
Prosedur:
a) Pipet 50 mL contoh uji, masukkan kedalam gelas piala 200
mL.
b) Tambahkan 1 mL larutan sulfanilamida, kocok dan biarkan
2 menit sampai dengan 8 menit.
c) Tambahkan 1 mL larutan NED dihidrochlorida, kocok
biarkan selama 10 menit dan segera lakukan pengukuran (pengukuran tidak boleh
dilakukan lebih dari 2 jam).
d) Baca absorbansinya pada panjang gelombang
543 nm.
e). Uji
mangan (Mn) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala
Bahan
:
a) air suling;
b) asam nitrat, HNO3;
c) larutan standar
mangan, Mn; dan
d) gas asetilen, C2H2.
Peralatan :
a) SSA;
b) lampu holow katoda
Mn;
c) gelas piala 250
mL;
d) pipet ukur 5 mL;
10 mL; 20 mL; 30 mL; dan 40 mL;
e) labu ukur 100 mL;
f) corong gelas;
g) pemanas listrik;
h) kertas saring
whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm; dan
i) labu semprot.
Prosedur :
a) Masukkan 100 mL contoh
uji yang sudah dikocok sampai homogen ke dalam gelas piala.
b) Tambahkan 5 mL asam
nitrat.
c) Panaskan di pemanas
listrik sampai larutan contoh uji hampir kering.
e)
Ditambahkan 50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur 100 mL melalui kertas
saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.
f) Pipet 10 mL larutan
induk logam mangan, Mn 1000 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL.
g)
Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
h)
Pipet 50 mL larutan standar mangan, Mn 100 mg/L ke dalam labu ukur 500 mL.
i)
Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
j) Pipet 0 mL; 1 mL; 5 mL;
10 mL; 20 mL; 30 mL; dan 40 mL larutan baku mangan, Mn 10 mg/L masing-masing ke
dalam labu ukur 100 mL.
k)
Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh
konsentrasi logam besi 0,0 mg/L; 0,1 mg/L; 0,5 mg/L; 1,0 mg/L; 2,0 mg/L; 3,0
mg/L dan 4,0 mg/L.
l) Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk
penggunaan alat.
m)
Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang
279,5 nm.
n)
Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.
o)
Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah di persiapkan.
f). Uji
besi (Fe) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala
Bahan :
a) air suling;
b) asam nitrat, HNO3;
c) larutan standar
logam besi, Fe; dan
d) gas asetilen, C2H2.
Peralatan :
a) SSA;
b) lampu holow katoda
Fe;
c) gelas piala 250
mL;
d) pipet ukur 5 mL;
10 mL; 20 mL; 30 mL; 40 mL dan 60 mL;
e) labu ukur 100 mL;
f) corong gelas;
g) pemanas listrik;
h) kertas saring
whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm; dan
i) labu semprot.
Prosedur :
a) Masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen
kedalam gelas piala.
b) Tambahkan 5 mL asam nitrat.
c) Panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh hampir
kering.
d)
Ditambahkan 50 mL air suling, masukan
ke dalam labu ukur 100 mL melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan
air suling.
e) Pipet 10 mL larutan induk logam besi, Fe 1000 mg/L ke dalam
labu ukur 100 mL.
f)
Tepatkan dengan larutan pengencer
sampai tanda tera.
g)
Pipet 50 mL larutan standar logam
besi, Fe 100 mg/L ke dalam labu ukur 500 mL.
h)
Tepatkan dengan larutan pengencer
sampai tanda tera.
i) Pipet 0 mL; 5 mL; 10 mL; 20 mL; 30 mL; 40 mL dan 60 mL larutan
baku besi, Fe 10 mg/L masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.
j)
Tambahkan larutan pengencer sampai
tepat tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi logam besi 0,0 mg/L; 0,5 mg/L;
1,0 mg/L; 2,0 mg/L; 3,0 mg/L; 4,0 mg/L dan 6,0 mg/L.
k) Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat.
l) Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada
panjang gelombang 248,3 nm.
m) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.
n) Lanjutkan
dengan pengukuran
Prosedur :
a)
Cuci tabung nefelometer dengan air suling
b)
Kocok contoh dan masukkan contoh ke dalam tabung
nefelometer, pasang tutupnya.
c)
Biarkan alat menunjukkan nilai pembacaan yang stabil
d)
Catat nilai kekeruhan contoh yang teramati.
g ). Uji logam
tembaga (Cu) dengan Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA)-nyala
Bahan :
a) air suling
b) asam nitrat, HNO3
c) larutan standar logam tembaga, Cu; dan
d) gas asetilen, C2H2
Peralatan :
a) SSA
b) lampu holow katoda Cu;
c) gelas piala 250 mL;
d) pipet ukur 5 mL; 10 mL;
20 mL; 30 mL; dan 40 mL;
e) labu ukur 100 mL;
f) corong gelas;
g) pemanas listrik;
h) kertas saring whatman
40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm; dan
i) labu semprot.
Prosedur
:
a)
Masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen ke dalam gelas
piala.
b) Tambahkan 5 mL asam nitrat.
c) Panaskan di pemanas listrik sampai larutan
contoh uji hampir kering.
d) Ditambahkan 50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur
100 mL melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.
e)
Pipet 10 mL larutan induk logam tembaga, Cu 1000 mg/L ke dalam labu ukur 100
mL.
f) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
g) Pipet
0 mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL; 20 mL; 30 mL; dan 40 mL larutan baku tembaga, Cu 10
mg/L masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.
h) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera
sehingga diperoleh konsentrasi logam besi 0,0 mg/L; 0,2 mg/L; 0,5 mg/L; 1,0 mg/L;
2,0 mg/L; 3,0 mg/L dan 4,0 mg/L.
i)
Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat.
j)
Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang 324,8
nm.
k)
Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.
l) Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah di
persiapkan.
h). Uji timbal
(Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala
Bahan :
a) air suling;
b) asam nitrat, HNO3
c) larutan standar logam
timbal, Pb
d) gas asetilen, C2H2
Peralatan :
a) SSA
b) lampu holow katoda Pb
c) gelas piala 250 mL
d) pipet ukur 1 mL; 5 mL; 10 mL; 15 mL dan 20 mL
e) labu ukur 100 mL
f) corong gelas
g) pemanas listrik
h) kertas saring whatman 40, dengan ukuran pori θ
0.42 μm
i) labu semprot
Prosedur
:
a)
Masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen kedalam gelas
piala.
b)
Tambahkan 5 mL asam nitrat.
c)
Panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh uji hampir kering.
d) Ditambahkan 50 mL
air suling, masukan ke dalam labu ukur 100 mL melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL
dengan air suling.
e)
Pipet 10 mL larutan induk logam timbal, Pb 1000 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL.
f) Tepatkan dengan
larutan pengencer sampai tanda tera.
g)
Pipet 0 mL; 1 mL; 5 mL; 10 mL; 15 mL dan 20 mL larutan baku timbal, Pb 10,0
mg/L masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.
h) Tambahkan larutan
pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi logam timbal 0,0 mg/L; 1,0 mgLl;
5,0 mg/L; 10,0 mg/L; 15,0 mg/L dan 20,0 mg/L.
i) Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk
penggunaan alat.
j) Ukur masing-masing larutan kerja yang telah
dibuat pada panjang gelombang 283,3 nm.
k) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan
persamaan garis regresi.
l) Lanjutkan dengan
pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan.
i). Uji seng (Zn) dengan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala
Bahan
:
a) air
suling
b) asam
nitrat, HNO3
c) larutan
standar logam seng, Zn
d) gas asetilen, C2H2
Peralatan :
a) SSA
b) lampu
holow katoda Zn
c) gelas
piala 250 mL
d) pipet
ukur 5 mL; 10 mL dan 20 mL
e) labu
ukur 100 mL
f) corong
gelas
g)
pemanas listrik
h) kertas
saring whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm
i) labu semprot
Prosedur :
a)
Masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen kedalam gelas
piala.
b)
Tambahkan 5 mL asam nitrat.
c)
Panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh uji hampir kering.
d) Ditambahkan 50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur
100 mL melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.
e)
Pipet 10 mL larutan induk logam seng, Zn 1000 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL.
f) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
g)
Pipet 50 mL larutan standar seng, Zn 100 mg/L ke dalam labu ukur 500 mL.
h) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
i)
Pipet 0 mL; 0,5 mL; 1 mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL dan 20 mL larutan baku seng, Zn 10
mg/L masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.
j) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera
sehingga diperoleh konsentrasi logam besi 0,0 mg/L; 0,05 mg/L; 0,1 mg/L; 0,2
mg/L; 0,5 mg/L; 1,0 mg/L dan 2,0 mg/L.
k)Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat.
l) Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada
panjang gelombang 213,9 nm.
m) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis
regresi.
n) Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah di
persiapkan.
j). Uji nitrit (NO2_N)
secara spektrofotometri
Bahan :
a) Kertas saring bebas
nitrit berukuran pori 0,45 μm.
b) Larutan sulfanilamida,
H2NC6H4SO2NH2.
c) Larutkan 5 gram
sulfanilamida dalam campuran 300 mL air suling dan 50 mL HCl pekat encerkan
dengan air suling sampai 500 mL.
d)
Larutan NED Dihidroklorida.
e) Larutkan 500 mg
N-(1-naphthyl)-ethylene diamine dihydrochloride (NED Dihidroklorida) dalam 500
mL air suling. Simpan dalam botol gelap dalam refrigerator. Ganti setiap bulan
atau bila berwarna coklat.
Peralatan :
a) spektrofotometer sinar tampak dengan kuvet
silica
b) labu ukur 50 mL; 250 mL; 500 mL dan 1000 mL
c) pipet
volumetrik 1 mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL dan 50 mL
d) pipet ukur 5 mL
e) gelas piala 200 mL dan 400 mL
f) erlenmeyer 250 mL
g) neraca analitik
Prosedur :
a)
Pipet 50 mL contoh
uji, masukkan kedalam gelas piala 200 mL.
b)
Tambahkan 1 mL larutan
sulfanilamida, kocok dan biarkan 2 menit sampai dengan 8 menit.
c)
Tambahkan 1 mL larutan
NED dihidrochlorida, kocok biarkan selama 10 menit dan segera lakukan
pengukuran (pengukuran tidak boleh dilakukan lebih dari 2 jam).
d)
Baca absorbansinya
pada panjang gelombang 543 nm.
k). Uji
mangan (Mn) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala
Bahan :
a) air
suling
b) asam
nitrat, HNO3
c) larutan
standar mangan, Mn
d) gas asetilen, C2H2
Peralatan :
a) SSA
b) lampu
holow katoda Mn
c) gelas
piala 250 mL
d) pipet
ukur 5 mL; 10 mL; 20 mL; 30 mL; dan 40 mL
e) labu
ukur 100 mL
f) corong
gelas
g) pemanas
listrik
h) kertas
saring whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm
i) labu semprot
Prosedur :
a)
Masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen ke dalam gelas
piala.
b)
Tambahkan 5 mL asam nitrat.
c)
Panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh uji hampir kering.
e) Ditambahkan 50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur
100 mL melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.
f)
Pipet 10 mL larutan induk logam mangan, Mn 1000 mg/L ke dalam labu ukur 100 mL.
g) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
h) Pipet 50 mL larutan standar mangan, Mn 100 mg/L ke dalam
labu ukur 500 mL.
i) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
j)
Pipet 0 mL; 1 mL; 5 mL; 10 mL; 20 mL; 30 mL; dan 40 mL larutan baku mangan, Mn
10 mg/L masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL.
k) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera
sehingga diperoleh konsentrasi logam besi 0,0 mg/L; 0,1 mg/L; 0,5 mg/L; 1,0
mg/L; 2,0 mg/L; 3,0 mg/L dan 4,0 mg/L.
l) Optimalkan alat
SSA sesuai petunjuk penggunaan alat.
m) Ukur masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada
panjang gelombang 279,5 nm.
n) Buat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis
regresi.
o) Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah di
persiapkan.
l). Uji besi (Fe) dengan Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA)-nyala
Bahan :
a) air
suling
b) asam
nitrat, HNO3
c) larutan
standar logam besi, Fe
d) gas asetilen, C2H2
Peralatan :
a) SSA
b) lampu
holow katoda Fe
c) gelas
piala 250 mL
d) pipet
ukur 5 mL; 10 mL; 20 mL; 30 mL; 40 mL dan 60 mL
e) labu
ukur 100 mL
f) corong
gelas
g)
pemanas listrik
h) kertas
saring whatman 40, dengan ukuran pori θ 0.42 μm
i) labu semprot
Prosedur
:
a) Masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok
sampai homogen kedalam gelas piala.
b) Tambahkan 5 mL asam nitrat.
c) Panaskan di pemanas listrik sampai larutan
contoh hampir kering.
d) Ditambahkan
50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur 100 mL melalui kertas saring dan
ditepatkan 100 mL dengan air suling.
e) Pipet 10 mL larutan induk logam besi, Fe 1000
mg/L ke dalam labu ukur 100 mL.
f) Tepatkan dengan
larutan pengencer sampai tanda tera.
g) Pipet 50 mL
larutan standar logam besi, Fe 100 mg/L ke dalam labu ukur 500 mL.
h) Tepatkan dengan
larutan pengencer sampai tanda tera.
i) Pipet 0 mL; 5 mL; 10 mL; 20 mL; 30 mL; 40 mL
dan 60 mL larutan baku besi, Fe 10 mg/L masing-masing ke dalam labu ukur 100
mL.
j) Tambahkan larutan
pengencer sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi logam besi 0,0
mg/L; 0,5 mg/L; 1,0 mg/L; 2,0 mg/L; 3,0 mg/L; 4,0 mg/L dan 6,0 mg/L.
k) Optimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan
alat.
l) Ukur masing-masing larutan kerja yang telah
dibuat pada panjang gelombang 248,3 nm.
m) Buat
kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi.
n) Lanjutkan dengan pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan.
No comments:
Post a Comment